Selasa, 03 Oktober 2017

Perusahaan Go-Jek Berencana Ekspansi ke Negara di ASEAN

Sebelum kita menelaah ke dalam masalah yang saya sajikan dalam postingan saya kali ini, ada baiknya kita mengetahui apa sih Go-jek itu?

GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Layanan GO-JEK tersedia di beberapa kota besar di Indonesia diantaranya : JabodetabekBaliBandungSurabayaMakassarMedanPalembangSemarangSoloMalangYogyakartaBalikpapanManadoBandarLampungPadangPekanbaru dan Batam. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi GO-JEK sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android. Saat ini juga ada untuk iOS, di App Store.
Hasil gambar untuk gojek


Dengan Menjamurnya Penggunaan jasa Go-jek banyak sekali kontroversi , dengan adanya kecemburuan di antara tukang ojek pangkalan.Pada tanggal 9 Juni 2015 seseorang dalam akun Path menuliskan insiden bahwa pengemudi GO-JEK yang dipesannya diusir oleh tukang ojek pangkalan di Kuningan, Jakarta Selatan yang tidak terima rezekinya dirampas. Dua kali dia memanggil sopir GO-JEK, dua kali pula pengemudi GO-JEK lari karena takut dipukuli tukang ojek pangkalan. Akhirnya dia naik ojek pangkalan dengan tarif jauh lebih mahal dibanding tarif sopir GO-JEK. Sekadar diketahui, tarif ojek GO-JEK lebih pasti karena ditentukan lewat aplikasi sehingga tidak perlu tawar-menawar.

Kontroversi GO-JEK dengan ojek pangkalan terjadi karena adanya perbedaan logika. Ojek pangkalan memegang teguh logika "sopan-santun". Di dalam pangkalan ojek ada banyak norma-norma sosial yang harus dipatuhi, seperti harus antre ketika akan mengambil penumpang dan tidak diperbolehkan mengambil penumpang di wilayah yang bukan area-nya. Sementara itu, logika GO-JEK adalah logika korporasi yang semua harus serba teratur dan pasti, baik dari segi harga, pelayanan, dan asuransi. Ketika driver GO-JEK datang mengambil penumpang tanpa antre dan tanpa mematuhi batas-batas wilayah, ojek pangkalan menganggapnya sebagai tindakan yang tidak mematuhi norma sosial pangkalan. Hal ini yang menyebabkan keduanya seringkali berkonflik.

Ada juga tanggapan dari beberapa perusahaan yang tergiur untuk mencoba membuat layanan transportasi seperti gojek , seperti perusahaan layanan transportasi taksi asal Malaysia, Grabtaxi, meluncurkan aplikasi yang serupa dengan Go-jek yang di namakan GrabBike. Layanan tranportasi online itu diluncurkan pada bulan Mei 2015.

Selain alat tranportasi Go-jek ternyata juga menambahkan fitur dan layanan seperti :

  1. Pengiriman Barang (GO-SEND)
  1. Transportasi Motor (GO-RIDE)
  1. Pesan makanan (GO-FOOD)
  1. Berbelanja (GO-MART)
  1. Antar barang banyak/besar (GO-BOX)
  1. Bersih-bersih (GO-CLEAN)
  1. Kecantikan (GO-GLAM)
  1. Pijat/refleksi (GO-MASSAGE)
  1. Jadwal Transjakarta, dan pengantaran dari/ke halte terdekat (GO-BUSWAY)
  1. Pesan tiket (GO-TIX)
  1. Transportasi Mobil (GO-CAR)
  1. Montir (GO-AUTO)
  1. Obat Kesehatan (GO-MED)
  1. Pulsa (GO-PULSA)
  1. Belanja Barang (GO-SHOP)
  1. Taxi BlueBird (GO-BLUEBIRD


Go-Jek, startup transportasi online pertama di Indonesia yang bernilai miliaran dollar AS, berencana mengembangkan layanannya ke tiga hingga empat negara di Asia Tenggara.

Dengan demikian, Go-Jek meningkatkan tingkat persaingannya dengan perusahaan sejenis, yakni Grab dan Uber Technologies Inc.

Pendiri dan Chief Executive Officer Go-Jek, Nadiem Makarim, tidak memberikan rincian negara mana yang akan dijadikan target ekspansi.

Namun dalam sebuah wawancara, dia mengatakan bahwa dia menargetkan negara yang memiliki populasi besar dan masih banyak masyarakatnya menggunakan uang tunai.
(Baca: Go-Jek Dapat Suntikan Modal dari Raksasa Teknologi China Tencent)

Dengan demikian, sepertinya Go-Jek ingin mempopulerkan pula aplikasi pembayarannya yakni Go-Pay, ke dalam pasar baru tersebut.

Sebelumnya, Grab, startup transportasi online yang berbasis di Singapura, mendapatkan pendanaan besar dari SoftBank Group Corp dan Didi Chuxing dari China. Pendanaan ini membuat Go-Jek hanya bermain di Indonesia saja.

Grab saat ini merupakan startup transportasi online yang sudah beroperasi di tujuh negara. Grab dijalankan oleh Anthony Tan, yang juga mantan teman sekelas Nadiem Makarim di Harvard Business School.  

Bagi Go-Jek, ekspansi ini akan jadi bisnis pertama di luar Indonesia. "Kami selama ini selalu bertahan. Sudah saatnya membuat kompetisi lebih ketat," kata dia di Jakatarta, tanpa menyebutkan kapan akan melakukan ekspansi.
(Baca: "Berduet" dengan Go-Jek, Saham Blue Bird Naik 4,32 Persen)

Berdasarkan pantauan Bloomberg, jika dilihat dari jumlah populasi, maka setelah indonesia, populasi terbesar di Asia Tenggara yakni di negara Filipina, Vietnam dan Thailand, dengan kombinasi total populasi mencapai 270 juta penduduk.

Baik Go-Jek dan Grab saat ini sudah memiliki alat pembayaran digital, sebagai salah satu cara untuk membangun skala bisnisnya ke depan, akibat kecilnya akses masyarakat ke perbankan.

"Kami sudah memiliki platfom untuk negara ekonomi berkembang dimana infrastrukturnya belum begitu bagus. Kami akan berekspansi tentunya dengan semua kemampuan yang kami miliki," tutur Nadiem Makarim.

source
https://id.wikipedia.org/wiki/GO-JEK
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/02/130122626/go-jek-berencana-ekspansi-ke-4-negara-di-asia-tenggara



Tidak ada komentar:

Posting Komentar