Senin, 22 Januari 2018

Indonesia Bisa Menjadi Negara Maju!

Sebelum kita menelaah ke dalam masalah yang saya sajikan dalam postingan saya kali ini, ada baiknya kita mengetahui apa sih yang dinamakan dengan Negara Maju itu?



Apa itu Negara Maju?

Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara berkembang. Namun beberapa negara telah mencapai GDP tinggi melalui eksploitasi sumber daya alam (seperti Nauru melalui pengambilan fosfor dan Brunei Darussalam melalui pengambilan minyak bumi) tanpa mengembangkan industri yang beragam, dan ekonomi berdasarkan-jasa tidak dianggap memiliki status 'negara maju'.
Pengamat dan teoretis melihat alasan yang berbeda mengapa beberapa negara (dan lainnya tidak) menikmati perkembangan ekonomi yang tinggi. Banyak alasan menyatakan perkembangan ekonomi membutuhkan kombinasi perwakilan pemerintah (atau demokrasi), sebuah model ekonomi pasar bebas, dan sedikitnya atau ketiadaan korupsi. Beberapa memandang negara kaya menjadi kaya karena eksploitasi dari negara miskin pada masa lalu, melalui imperialisme dan kolonialisme, atau pada masa sekarang, melalui proses globalisasi.
Ilustrasi

PANGKALAN KERINCI, KOMPAS.com — Menjadi negara kelas wahid dunia tentunya merupakan cita-cita segenap warga Tanah Air.Indonesia punya potensi besar untuk mewujudkan hal itu.

Negeri tropis ini memiliki sejumlah modal kuat. Sebut misalnya jumlah sumber daya manusia Indonesia yang melimpah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai sedikitnya 260 juta orang. Lebih progresif lagi, sekitar 40 persen dari populasi tersebut adalah kaum milenial produktif.

“Sumber daya manusia berperan penting untuk kemajuan Indonesia. Terlebih lagi, anak muda kita amat banyak. Itulah kunci untuk memenangi persaingan global,” ucap anggota Dewan Pembina Tanoto FoundationAnderson Tanoto, saat berbincang dengan Kompas.com di sela-sela Tanoto Scholars Gathering, Rabu (22/11/2017), di Pangkalan Kerinci, Rau.

Besarnya angkatan kerja produktif itu, lanjut Anderson, merupakan momentum tepat bagi Indonesia untuk menyalip negara maju lainnya.

Ambil contoh Jepang. "Negeri Sakura" itu kini mulai mengalami kondisi penduduk menua (aging population). Hal itu membuat jumlah angkatan kerja produktif di sana menyusut sehingga memunculkan tantangan dalam mendongkrak pertumbuhan industri.

“Mumpung penduduk kita masih muda, manfaatkanlah peluang emas ini,” imbuhnya.
Selain besarnya jumlah sumber daya manusia, modal kuat lain yang dimiliki Indonesia adalah keragaman budaya.

Dengan kekayaan 17.000 pulau, 714 suku, dan lebih dari 1.000 bahasa lokal, Indonesia memiliki anugerah terindah sebagai suatu bangsa.
Keragaman suku bangsa, bahasa, agama, dan adat sudah sepatutnya kita syukuri. Kemajemukan bukanlah untuk dipertentangkan, melainkan dirayakan bersama.

“Indonesia adalah negara multikultural. Karena itu, para founding fathers (pendiri bangsa) amat visioner pada 1945. Mereka membuat gagasan luar biasa, yaitu Bhinneka Tunggal Ika, berbeda tetapi tetap satu,” kata Anderson.

Menurut Anderson, kebinekaan itu mesti disikapi dengan keterbukaan pemikiran dari segenap bangsa Indonesia. Dengan cara itulah kita bisa lepas landas menjadi negara kompetitif di tingkat global ke depannya.

Tak lupa, satu sumber daya lain yang dimiliki Indonesia adalah kekayaan alam. Membentang dari Sabang sampai Merauke, Pulau Miangas hingga Pulau Rote, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang tak dimiliki negara-negara lainnya.

“Cuaca di Indonesia sedemikian baik, kita menanam apa pun bisa cepat panen,” tambah Anderson.

Sebagai contoh tanaman akasia. Jenis tanaman tersebut memiliki siklus panen yang cepat. Dengan iklim hangat seperti Indonesia, tanaman itu dapat dipanen dalam waktu sekitar 5 tahun. Jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan di Eropa yang mencapai 25 tahun.

Semangat kuat

Hakikat kekayaan Indonesia adalah besarnya sumber daya manusia, keragaman budaya, dan indahnya alam sudah selayaknya diikuti dengan persistensi dari setiap individu untuk bergerak. Langkah bersama dapat memastikan misi menjadi negara tangguh bisa terwujud.

Tidak perlu dimulai dengan hal rumit, tetapi dapat diawali dari langkah sederhana. Seperti yang dilakukan Agata Ayu Gita (21). Penerima beasiswa Tanoto Foundation dari Universitas Indonesia itu memilih jalur budaya untuk mengharumkan nama Indonesia.

Sejak 2016, Gita menjadi Putri Batik dengan tujuan mempromosikan batik sebagai warisan budaya asli Indonesia.

“Batik adalah aset besar bangsa ini. Karena itu, menjadi penting untuk terus menjaganya bersama-sama,” ujar mahasiswi semester 7 jurusan teknik industri tersebut.

Sebagai generasi muda, Gita optimistis bahwa kekayaan budaya merupakan aspek krusial untuk menggelorakan nama Indonesia di pentas dunia.

“Tak ada negara lain yang memiliki budaya sekaya Indonesia. Mengapa kita tak menggali dari situ? Kebudayaan bisa menyerap banyak lapangan kerja,” sambung Gita yang bercita-cita menjadi Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) suatu saat nanti.

Penerima beasiswa Tanoto Foundation
Semangat untuk memberi sumbangsih untuk Indonesia juga ditunjukkan Hafiz Aulia (21). Penerima beasiswa Tanoto Foundation sejak 2016 itu memilih elektronika sebagai jalur perjuangan.

Kegigihan untuk menimba ilmu berhasil mengantarkannya hingga pucuk tertinggi Student Formula Japan 2017, sebuah ajang kreasi bidang pengembangan mobil listrik berskala global.

“Indonesia potensial menjadi negara industri besar karena jumlah sumber daya manusia begitu melimpah. Dengan riset yang baik, pastilah kita bisa menciptakan produk-produk unggulan dunia,” tuturnya yakin.

Berkenaan dengan semangat kaum muda di atas, Ketua Pengurus Tanoto Foundation Sihol Aritonang mengatakan, Tanoto Foundation memang ingin menciptakan generasi muda yang memiliki kepemimpinan dan keinginan kuat untuk maju.

Karena itulah, sebanyak 250 penerima beasiswa Tanoto Foundation dari 21 universitas se-Indonesia ditempa berbagai keahlian selama pergelaran Tanoto Scholars Gathering di Riau.

Acara tersebut adalah bagian dari program beasiswa Tanoto Foundation yang bertujuan agar para penerima beasiswa mampu menjadi pembelajar seumur hidup, pemimpin yang unggul, dan peduli terhadap masyarakat sekitar mereka.



Source:
http://edukasi.kompas.com/read/2017/12/21/09215201/bukan-mimpi-indonesia-juga-bisa-jadi-negara-maju
https://id.wikipedia.org/wiki/Negara_maju

Tidak ada komentar:

Posting Komentar